mulut goa rancang kencana tepat di depat pohon tersebut.
perkiraan umur goa diperkirakan berdasarkan dari struktur pohon Tlumpit (Terminalia Edulis) yang berumur lebih dari 200 tahun dan tumbuh dari dalam goa menjulang keluar melalui mulut goa. Sedangkan menurut buku Muzaik Pusaka Budaya Yogyakarta yang dikarang oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta tahun 2003 menyatakan bahwa Goa Rancang Kencana merupakan goa purba terletak sejajar dengan Goa Braholo yang terdapat di Rongkop, Gunungkidul yang terhuni sejak 3000 tahun yang lalu. Dalam penelitiannya terdapat temuan beberapa artefak batu dan tulang dengan perkiraan hidup ribuan tahun yang lalu.
tidak lupa poto narsis untuk dapet view yg menarik membuatku memanjat sedikit ..
#nice moment#
Sejarah Goa
Goa Rancang Kencana memiliki mulut goa
yang besar dan juga memiliki satu ruangan besar berukuran sekitar 20 X
20 meter dengan ketinggian sekitar 12 meter. Biasanya di dalam ruangan
besar dipergunakan untuk acara sarasehan bahkan untuk olahraga bulu
tangkis. Di ujung goa terdapat dua ruangan lagi, salah satunya berukuran
sekitar 3 X 3 meter dan yang lain konon menurut cerita merupakan sebuah
lorong panjang menghubungkan antara Goa Rancang Kencana ke Air Terjun
Slempret.
Menurut sejarah pada sekitar tahun 1720
ada pelarian atau pengungsian laskar-laskar mataram dari wilayah timur
di Madiun yang pada saat itu terjadi pengusiran penjajah Belanda oleh
kerajaan-kerajaan di jawa termasuk Mataram dan Madiun merupakan wilayah
kerajaan Mataram bagian timur. Laskar-laskar tersebut berpencar dan
beberapa diantaranya ke arah barat. Dua laskar Ky. Sorengpati dan Ky.
Putut Linggo Bowo menjumpai sekelompok masyarakat yang memiliki pondok
(Planggrok). Karena perjalanan jauh, kedua laskar merasa kehausan dan
mendatangi salah satu warga untuk meminta air minum, namun karena tidak
ada air maka kedua laskar tersebut diberi air bekas rebusan gandum.
Setelah berterimakasih kedua laskar tersebut melanjutkan perjalanan
dengan perasaan tidak puas hanya dengan air rebusan gandum, dalam
perjalanan mereka saling membicarakan kejadian tersebut dan mengatakan
bahwa mereka ketanggor (terbentur) dengan warga yang ternyata tidak
memiliki air minum saat itu. Kemudian mereka bersumpah "Sesuk yen ono
rejaning jaman papan iki bakal tak wenei jeneng Tanggoran" (Besok jika
tempat ini sudah makmur tempat ini akan kuberi nama Tanggoran). Sampai
saat ini di sebut Padukuhan Manggoran.
Tak jauh dari lokasi sekelompok
masyarakat, kedua laskar berhenti pada sebuah goa untuk beristirahat. Di
tempat ini mereka beristirahat cukup lama karena merasa mempunyai
tempat untuk mematangkan rencana dan strategi perang untuk mengusir
penjajahan Belanda. Sosok laskar ini merupakan laskar yang suka
bersemedi atau bertapa untuk mendapatkan petunjuk, tempat untuk
bersemedi terdapat di ruangan dalam goa yang berukuran sekitar 3 X 3
meter. Pelataran dalam goa yang memiliki luas sekitar 20 X 20 meter
digunakan untuk pertemuan para laskar dan prajurit Mataram maupun
sebagai tempat berlindung sekaligus sebagai tempat untuk penyusunan
rencana-rencana strategis perjuangan. Bahkan menurut cerita masyarakat
sekitar tempat ini juga pernah digunakan untuk pertemuan para tokoh
perjuangan diantaranya Sentot Prawiro Dirjo dan Pangeran Diponegoro,
cerita ini diperkuat dengan cerita mbah Uyut yang mengatakan bahwa
tokoh-tokoh tersebut pernah singgah di rumah mbah Uyut (rumah Tri
Harjono saat ini). Riwayat lain mengatakan bahwa para Wali Songo juga
pernah menggunakan tempat untuk menyusun strategi penyebaran agama Islam
saat itu. Maka kemudian tempat ini diberi nama Goa Rancang Kencana,
yang berarti tempat untuk merencanakan kegiatan mulia/kebajikan (emas)
dari kata Rancang berarti merancang dan kata Kencana berarti emas.Wisata alam Sri getuk
Dengan menyelusuri sungai yang jaraknya tidak jauh hingga sampai bertemu air terjun wisata alam yang murah meriah beli tiket hanya10rbsaja. wisata alam satu area dengan goa Rancang kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar